Selasa, 19 November 2019

Biografi Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama



Wishnutama Kusubandio (lahir di Jayapura, 4 Mei 1970; umur 49 tahun) adalah pengusaha Indonesia yang saat ini menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Kabinet Indonesia Maju (2019 - 2024). Dia merupakan salah satu pendiri NET Mediatama Televisi. Sebelumnya, ia adalah Direktur Utama Trans 7, Trans TV serta NET. dan juga Komisaris Utama NET.

Latar Belakang


Tama menghabiskan masa SMA nya di Kooralbyn International School di Queensland Australia dan di International School of Singapore. Menyelesaikan kuliah Liberal Arts di Mount Ida College Boston, Amerika Serikat, namun lebih banyak mendapatkan ilmu komunikasi dan pertelevisian pada saat dia kuliah di Emerson College, Boston. Ia memulai karier dari bawah sebagai Production Assistant di New England Cable News Amerika Serikat dan menjadi Assistant Director On Air Promotion di WHDH-TV, Boston. Tama juga pernah mengenyam pendidikan di The Military College of Vermont, Norwich University.

Pendidikan

  • SMP Tarakanita 5 Jakarta, Indonesia
  • Kooralbyn International School Queensland, Australia
  • International School Singapore
  • Norwich University – The Military College of Vermont, Navy ROTC, Amerika Serikat
  • Mount Ida College jurusan Liberal Arts, Boston, Amerika Serikat
  • Emerson College, jurusan Communication, Boston, Amerika Serikat
Pelatihan
  • TV Production Course, Emerson College
  • GE Southeast Asia Executive Program, Crotonville, New York, Amerika Serikat (2008)

Karier


Pada tahun 1994, ia pulang ke Indonesia dan bekerja di Indosiar sebagai Supervisor On Air Promotion. Setahun kemudian pindah ke divisi produksi sebagai Production Assistant. Kariernya berkembang menjadi Executive Producer News and Production Division, dan tak berapa lama kemudian meningkat menjadi Production Manager. Program-program yang dilahirkan selama di Indosiar antara lain Pesta, Gebyar BCA, Patroli, Satu Jam Bersama, dan Saksi.

Tahun 2001, ia pindah ke Trans TV menjadi Kepala Divisi Produksi. Dua tahun kemudian, kariernya menanjak menjadi Direktur Operasional, dan setahun berikutnya menjadi Wakil Direktur Utama/Managing Director. Pada saat pengambilan saham mayoritas TV7 oleh kelompok usaha Para Group pada tahun 2006, ia ditunjuk menjadi Direktur Utama TV7 yang kemudian berubah nama menjadi Trans7. Dua tahun kemudian, Wishnutama ditunjuk menjadi Direktur Utama Trans TV. Program-program yang diproduksi di bawah kepemimpinan Wishnutama selama di Trans Corp antara lain Extravaganza, Dunia Lain, Termehek-Mehek, Opera Van Java, On The Spot, dan Indonesia Mencari Bakat. Penghargaan yang pernah dia raih baik skala nasional maupun Asia, antara lain Asian Television Award dan Panasonic Awards. Ia juga pernah terpilih menjadi The Best CEO in Indonesia 2010 pilihan majalah SWA dan Indonesia Marketing Champion 2015 for the Broadcast, TV Pay & Media sector pilihan MarkPlus . Tahun 2018 ia dipercaya untuk menjadi Creative Director (Sutradara Kreatif) Opening and Closing Ceremony Asian Games 2018. Di luar kariernya di dunia broadcasting, Tama masih sempat menyalurkan hobinya di bidang musik dengan membentuk dan menjadi pemain Band Soulful Corp.

Garis Waktu
  • Production Assistant, New England Cable News, Amerika Serikat (1993)
  • Assistant Director On Air Promotion, WHDH-TV, INC. A CBS Affiliate, Amerika Serikat (1993-1994)
  • On Air Promo Supervisor, Departemen Programming, Indosiar (1994-1995)
  • Producer Director, Departemen Produksi, Indosiar (1995-1997)
  • Produser Eksekutif, Departemen Produksi, Indosiar (1997-1998)
  • Kepala Seksi Non-Drama, Departemen Produksi, dan Produser Eksekutif Departemen Pemberitaan, Indosiar (1998-1999)
  • Manajer Produksi, Indosiar (1999-2001)
  • Kepala Divisi Produksi dan Fasilitas, PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) (2001-2004)
  • Direktur Operasional, PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) (2004-2006)
  • Wakil Direktur Utama/COO, PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) (2006-2008)
  • Direktur Utama/CEO PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans 7) (2006-2008)
  • Direktur Utama/CEO PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) (2008-2012)
  • Direktur PT. Agranet (detik.com) (2011-2012)
  • Komisaris PT. Televisi Anak Spacetoon (2012-2014)
  • Presiden Direktur/CEO PT. Net Mediatama Televisi (NET.) (2013-2018)
  • Advisory Board Members Asian Television Awards (2016-sekarang)
  • Creative Director (Sutradara Kreatif) Ceremonies Asian Games 2018 (2016-2018)
  • Ketua ATVNI (Asosiasi Televisi Nasional Indonesia) (2017-2019)
  • Komisaris Kumparan.com (2017-2019)
  • Dewan Penasihat Nasional Pramuka (2018-2023)
  • Komisaris Utama NET. (2019)
  • Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2019-sekarang)
  • Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2019-sekarang)

Penghargaan

  • Best CEO oleh Majalah SWA tahun 2010
  • Indonesia Youngster Inc. versi Majalah SWA
  • Marketeer of the Year 2015 Indonesia Marketing Champion category: Broadcast,TV, and Media
  • The 500 Most Influential CEOs in The World berdasar Richtopia.com tahun 2015
  • The Best Chief Strategy Execution Officer Across All Industries oleh Tempo Media Group The Winner of 2016 Strategy-Into-Performance Execution Excellence (SPEX2) Awards
  • Best Digital Talent - Digital Business Leader Bubu Awards 2017 Indosat Ooredoo IDByte
  • Indonesia's Influential Person in Creative Industry Awards (Television and Radio) IdeaFest 2017
  • The Most Admired CEO in Television Sector versi Warta Ekonomi
  • Tokoh Pemberdayaan 2018 oleh Rumah Zakat Indonesia

Tugas Manajemen Pemasaran Era Revolusi Industri 4.0

TUGAS!!!

1. Sebutkan 10 STARTUP yang ada di Indonesia!
  1. Gojek
  2. Grab
  3. Dana
  4. Ovo
  5. Bukalapak
  6. Tokopedia
  7. Shopee
  8. Traveloka
  9. Blibli
  10. Kredivo
2. Apa itu Hectacorn, Decacorn, dan Unicorn?
  • Hectacorn : Startup yang memiliki valuasi nilai US$ 100 miliar
  • Decacorn  : Startup yang memiliki valuasi nilai US$ 10 miliar
  • Unicorn         : Startup yang memiliki valuasi nilai US$ 1 miliar
3. Apakah ada STARTUP di Indonesia yang berstatus Hectacorn, Decacorn, dan Unicorn? Jika ada, sebutkan dan jelaskan!
  • Hectacorn : Tidak
  • Decacorn        : Ada, Gojek, di bulan April 2019 nilai valuasi gojek mencapai US$ 10 miliar (Rp.141 Triliun)
  • Unicorn : ada 4, Tokopedia dengan nilai valuasi US$ 7 miliar, Traveloka dengan nilai valuasi US$ 2 miliar , Bukalapak dengan nilai valuasi US$ 2.5 miliar, dan OVO dengan nilai valuasi US$ 2.9 miliar

Selasa, 08 Oktober 2019

Revolusi Industri 4.0 di Indonesia


Belakangan Industri 4.0 marak diperbincangkan. Baik itu di forum atau seminar ilmiah, ruang-ruang kelas, obrolan santai di warung kopi, hingga orasi ketua-ketua lembaga pada acara kaderisasi. Istilah ini kerap dibicarakan berbarengan pula dengan istilah teknologi hits lainnya seperti ‘Artificial Intelligence’, ‘Internet of Things’, ‘Machine Learning’, atau ‘Cyber-physical System’. Saya akan sedikit membahas tentang era industri 4.0 dan bagaimana posisi Indonesia pada era ini.

Apa itu Revolusi Industri?

Pertama, kita lihat dulu definisi dari revolusi industri itu sendiri. Revolusi industri secara simpel artinya adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.

Revolusi Industri 1.0

Revolusi industri pertama adalah yang paling sering dibicarakan, yaitu proses yang dimulai dengan ditemukannya lalu digunakannya mesin uap dalam proses produksi barang. Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap, kita cuma bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun.

Revolusi Industri 2.0

Revolusi industri pertama memang penting dan mengubah banyak hal. Namun, yang tak banyak dipelajari adalah revolusi industri kedua yang terjadi di awal abad ke-20. Saat itu, produksi memang sudah menggunakan mesin. Tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. Namun, proses produksi di pabrik masih jauh dari proses produksi di pabrik modern dalam satu hal: transportasi. Pengangkutan produk di dalam pabrik masih berat, sehingga macam-macam barang besar, seperti mobil, harus diproduksi dengan cara dirakit di satu tempat yang sama.

Revolusi Industri 3.0

Setelah mengganti tenaga otot dengan uap, lalu produksi paralel dengan serial, perubahan apa lagi yang bisa terjadi di dunia industri? Faktor berikutnya yang diganti adalah manusianya. Setelah revolusi industri kedua, manusia masih berperan amat penting dalam produksi barang-barang, seperti udah disebutkan sebelumnya, ini adalah era industri!
Revolusi industri ketiga mengubahnya. Setelah revolusi ini, abad industri pelan-pelan berakhir, abad informasi dimulai. Kalau revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga dipicu oleh mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: komputer dan robot.

Tentang Revolusi Industri 4.0

Seiring dengan semakin berkembangnya komputer dan internet, masuklah kita ke era Industri 4.0. Pada era ini, komputer dan robot mengubah cara kerja industri, yang semula sekadar otomasi, sekarang semua serba terkoneksi dan dapat berkomunikasi (bertukar data). Tidak hanya terkoneksi bertukar data, namun bahkan dapat belajar dan mengambil keputusan sendiri, atau istilahnya sudah “smart”. Kita mulai memasuki fase dimana “smart factory” akan marak.

Integrasi informasi dari berbagai sumber dan lokasi dapat merubah cara berbisnis, yang menjadi suatu siklus. Siklus ini terdiri dari tiga tahap, dan berlangsung secara kontinyu. Informasi yang didapat secara real-time mengalir dalam loop. Loop ini disebut pula PDP loop (physical-to digital- to physical).

Untuk mencapai proses ini, Industri 4.0 menggabungkan teknologi digital dan physical yang relevan, seperti analytics, natural language processing, machine learning, maupun teknologi kognitif lainnya.

Prinsip pada Industri 4.0

Agar suatu sistem dapat dikatakan sebagai Industri 4.0, maka harus menerapkan prinsip-prinsip berikut:
  • Interoperability — mesin, device, sensor dan manusia saling berkomunikasi satu sama lain.
  • Information transparency — sistem membuat copy-an virtual dari lingkungan fisik dari data-data sensor, untuk membuat konteks terhadap informasi.
  • Technical assistance — sistem punya kemampuan membantu manusia mengambil keputusan, atau membantu dalam pekerjaan-pekerjaan yang sulit atau memberatkan manusia.
  • Decentralized decision-making — kemampuan cyber-physical system untuk menjadi sebisa mungkin otonom, dan dapat mengambil keputusan sederhana secara mandiri.


SWOT Indonesia dalam Menghadapi Industri 4.0

Bagaimanakah dengan Indonesia? Sudah siapkah kita untuk tidak hanya menyambut, namun juga bersaing di era baru industri ini? Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, mengatakan harapannya Indonesia dapat menjadi sepuluh besar kekuatan ekonomi global pada tahun 2030 dengan implementasi Industri 4.0 ini. Analisis SWOT yang dimiliki Indonesia untuk menghadapi Industri 4.0 secara singkat dijelaskan di bawah ini.


Strengths/Kekuatan

Dari segi populasi, Indonesia akan mendapat bonus demografi selama periode tahun 2020–2030. Populasi penduduk pada saat itu akan didominasi oleh usia produktif (15–64 tahun)mencapai 70 persen.
Dari penggunaan teknologi, pengguna aktif ponsel di Indonesia terus tumbuh signifikan. Dari 55 juta orang pada tahun 2015, menuju lebih dari 100 juta orang pada tahun 2018 (diproyeksikan).
Jumlah populasi yang aktif menggunakan teknologi merupakan kekuatan. Studi dari Jeffrey Sachs Center (2017) mencatat, bahwa lebih dari setengah penduduk ASEAN yang berjumlah 629 juta orang berusia di bawah 30 tahun; di mana 90 persennya berusia 15–24 tahun yang familiar terhadap internet dan dunia digital. Ini merupakan modal besar ke depan yang bisa menciptakan tambahan output USD 1 triliun, sehingga PDB kawasan ini mencapai USD 5,25 triliun pada 2025.

Weaknesses/Kelemahan

Kemampuan teknologi masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Sumber daya manusia Indonesia masih sedikit yang memiliki kapabilitas yang dibutuhkan dalam industri 4.0.

Opportunities/Peluang

Dari segi jaringan, penetrasi jaringan telekomunikasi semakin membaik. Hal ini dapat dilihat dari koneksi internet yang telah menjangkau 51,8 persen dari populasi penduduk Indonesia. Infrastruktur jaringan menyokong penggunaan internet, yang merupakan elemen krusial untuk interkoneksi komponen pada Industri 4.0. Semakin baik dan luas jaringan, semakin banyak pihak yang dapat mengimplementasi teknologi yang dibutuhkan.
Peluang lainnya adalah pada sektor-sektor industri itu sendiri. Peluang dapat dimaksimalkan jika kita tahu sektor mana yang cocok untuk dieksploitasi. Berdasarkan roadmap Making Indonesia 4.0, yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 4 April 2018, Indonesia akan fokus pada lima sektor manufaktur unggulan, yaitu: (1) industri makanan dan minuman, (2) tekstil dan pakaian, (3) otomotif, (4) bahan jimia, serta (5) elektronik. Alasan dipilihnya lima area manufaktur tersebut adalah karena area tersebut berkontribusi besar terhadap PDB serta memiliki daya saing internasional.

Threats/Ancaman

Salah satu dampak dari otomatisasi yang mungkin terjadi adalah semakin rendahnya serapan tenaga kerja. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), beberapa negara ASEAN (Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam dan Kamboja) akan memindahkan 56 persen pekerjaan yang dikerjakan manusia ke otomatisasi pada beberapa dasawarsa mendatang.


Langkah Indonesia untuk Menghadapi Industri 4.0

Dari sudut pandang perusahaan, kunci mencapai transformasi digital bagi pelaku manufaktur ada dua: pemahaman tentang value dari teknologi baru dan kesiapan mengadopsi/mengimplementasi teknologi baru tersebut. Karakteristik ini didapatkan dari sebuah studi pada perusahaan-perusahaan yang memimpin industri global.
Jika diibaratkan Indonesia adalah sebuah perusahaan dan dua kunci itu berlaku, maka pemerintah perlu membuat masyarakat paham akan value teknologi baru, dan siap menggunakannya.
Presiden Joko Widodo telah meluncurkan roadmap Indonesia untuk menghadapi Industri 4.0 pada 4 April 2018 lalu. Roadmap itu diberi nama “Making Indonesia 4.0". Terdapat sejumlah langkah yang dijelaskan pada roadmap tersebut. Pada roadmap itu dibahas pula langkah mana yang diprioritaskan.

Selain langkah-langkah tersebut, pemerintah perlu mendukung dengan membuat program pendidikan dan pelatihan vokasi bagi masyarakat. Tujuannya agar dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, menyesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini. Supaya masyarakat siap mengadopsi teknologi baru. Salah satu yang sudah diwacanakan yaitu program kurikulum berbasis kompetensi (link and match) dengan industri.
Aspek lain yang perlu disiapkan yaitu audit teknologi informasi. Dalam era industri 4.0, audit TI dapat digunakan sebagai tools/alat untuk menganalisis dan mengevaluasi penerapan teknologi pada industri di Indonesia. Harapannya akan didapatkan gambaran mengenai penggunaan, dan tahapan yang perlu disiapkan. Selain itu, hasil audit dapat menjadi bahan rekomendasi bagi pemerintah untuk menyiapkan regulasi yang cocok dalam menerapkan industri 4.0.

Bagaimana Bila Tidak Dilaksanakan?

Jika langkah-langkah tersebut tidak dilaksanakan, sudah tentu akan ketinggalan kemajuan industri. Indonesia akan semakin sulit bersaing, jika kompetitor sudah menerapkan industri 4.0 sedangkan kita belum. Ini dapat menghambat tujuan besar pemerintah untuk menjadi sepuluh besar kekuatan ekonomi pada 2030.

Penutup

Bagi generasi muda Indonesia, atau generasi apapun yang sudah melek teknologi, inilah saatnya mengembangkan diri dengan mempelajari skill-skill yang dibutuhkan untuk bersaing secara global di era Industri 4.0. Bukan hanya sekadar melek teknologi, tetapi juga fasih dalam teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat tentu perlu diimbangi oleh jumlah ahli yang meningkat pesat pula. Usaha tiap individu dalam menyesuaikan diri menghadapi era ini berdampak pada kualitas human capital dan berujung pada kedigdayaan Indonesia di era ini.

Bagi pemerintah, sudah seharusnya menyiapkan SDM yang unggul dimulai dari merubah sistem pendidikan yang ada saat ini dimulai dari SD hingga Perguruan Tinggi dimana sistem pendidikan saat ini masih terbilang jauh untuk menyiapkan SDM yang unggul dalam Industri 4.0 


Referensi :